koranmetronews.id, JAKARTA – Sekitar 46 persen produksi air minum milik PAM Jaya, bocor. Sambungan illegal dan pipa air yang keropos menjadi penyebab utamanya. Untuk menekan tingkat kebocoran air bersih atau Non Revenue Water (NRW), PAM Jaya membutuhkan dana sekitar Rp12 triliun.
Dari data sekitar 3.500 KM dari 12.000 KM pipa air minum milik PAM Jaya, keropos. Untuk memulihkan agar pelayanan air bagi warga Jakarta maksimal, dibutuhkan dana sekitar Rp12 triliun. Pipa keropos terbanyak di wilayah barat Jakarta.
Perumda PAM Jaya bertekad untuk segera meminimalisir masalah NRW yang hingga saat ini masih mencapai sekitar 46 persen menjadi kisaran 30 persen di tahun 2030.
Untuk itu Direktur Teknik Perumda PAM Jaya, Untung Suryadi mengatakan, dalam pengajuan Penyertaan Modal Daerah (PMD) untuk tahun 2023, salah satunya akan dimaksimalkan untuk studi dan program penurunan NRW Tahap I.
“NRW ini disebabkan beberapa faktor, bisa karena sambungan ilegal, pembacaan meter yang tidak akurat, hingga terjadinya kebocoran karena usia pakai pipa,” ujarnya saat Media Gathering Perumda PAM Jaya bersama Wartawan Koordinatoriat Balai Kota dan DPRD DKI Jakarta (Balkoters) di Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/11) malam.
Untung menjelaskan, pipa yang ada saat ini dengan panjang sekitar 12.000 kilometer adalah pipa PolyVinyl Chloride (PVC) yang dalam usia pakai lebih dari 20 tahun akan berkurang kualitasnya.
“Ada 70 persen yang menggunakan pipa PVC ini. Selain itu, ada juga pipa-pipa lama yang sudah mulai korosi. Sudah teridentifikasi semua. Kalau layanan area timur itu diperlukan Rp 4 triliun, sementara di barat diperlukan sekitar Rp 8 triliun,” imbuhnya.
Untung menjelaskan, alokasi pengajuan PMD untuk penurunan NPW di tahun 2023 sebesar Rp 35 miliar akan digunakan untuk menyusun studi pendahuluan untuk membuat road map penurunan NRW.
Kemudian, akan dilanjutkan dengan penyusunan feasibility studies karena penurunan NRW ini juga tidak mudah dan harus terencana.
“Sederhananya, membangun pipa baru itu lebih simple dibandingkan proses perbaikan pipa yang sudah tertanam,” tandas Untung.
Ditambahkan, Perumda PAM Jaya bertekad menurunkan NRW saat ini dari 46 persen menjadi 30 sampai 26 persen di tahun 2030.
“Ini memang dibutuhkan investasi yang cukup besar. Tapi, tetap kita optimistis karena ini juga menjadi bagian penting untuk menjaga kedaulatan air bagi warga Jakarta,” ujarnya optimis.
PMD, lanjut Untung, juga akan digunakan untuk penurunan NRW di area-area mendesak yang perlu segera ditangani berdasarkan hasil identifikasi yang sudah dilakukan.
Berkaca dari kota-kota besar lain seperti Yokohama di Jepang, rehab skala besar perpipaan air bersih juga dilakukan setelah dalam jangka waktu 100 tahun. Ini juga dihadapi Perumda PAM Jaya yang pada 23 Desember mendatang juga berusia 100 tahun.
“Usaha-usaha penurunan NRW sudah cukup banyak dilakukan. Kita memang sudah waktunya merehab pipa-pipa yang ada karena memang pipa ini ada usia pakainya,” tandasnya.
Untuk diketahui, Gathering Perumda PAM Jaya bersama Balkoters tahun ini mengusung tema “Mewujudkan Kedaulatan Air Bagi Warga Jakarta”.
(John)