koranmetronews.id, MERAPI TIMUR – Menyikapi terjadinya aksi demo emak – emak pada hari kemis malam (15/6) baru – baru ini hingga menimbulkan kendaraan yang melintas di jalan umum milik negara serta sempat juga merepotkan Aparat Kepolisian dan Tentara setempat.
Aksi demo yang di lakukan oleh klompok emak emak warga merapi Itu sebenarnya tuntutannya masih samar – samar sebagian untuk menutup aktifitas tambang sehingga tambang tidak di perbolehkan untuk mengeluarkan batu bara keluar dari tambang.
Kemudian ada juga informasi mereka (emak – emak red) mintak di cabut nya surat Dispensasi gubernur sumsel tentang angkutan batu bara yang melintasi jalan umum di merapi area sehingga sempat terjadi adu mulut antara emak – emak dengan aparat kepolisian lahat. Akan tetapi insiden aksi tersebut tidak berlangsung lama karena aparat kepolisian Resort lahat berhasil membubarkan aksi tersebut secara kondusif aman dan terkendali.
Menyikapi hal kejadian tersebut ketua Persatuan Peduli Lingkungan Merapi Timur(PPL-MT) atas nama pengurus.sangat menyayangkan serta prihatin dengan emak – emak yang begejolak buat aksi puter balek angkutan batu bara di pintu mulut tambang.
Sebab menurut Ketua PPL-MT ini Kalau tuntutan emak emak tersebut tentang kompensasi perusahaan batu bara terhadap Warga yang terdampak debu itu sudah terealisasi selama ini dari bulan agustus hingga sekarang, kalau untuk merapi timur sudah berjalan dengan baik disesuakan dari hasil pemberian perusahaan. ujar Kartini.
Sepengetahuan saya untuk merapi barat itu sudah dipegang oleh ketua Pahala dan ibu Mis, Itu yang saya ketahui. Kalau masalah nak dikasih atau tidak dana bantuan kompensasi itu sama sekali kita serahkan kebaikan hati perusahaan, sebab dana kompensasi itu sifatnya bantuan kepedulian bukan CSR. “Sebab kite mintak duet same pejadi (Orang tua red) lagi nak di rayu serta berasaan ilok ilok apa lagi dengan perusahaan.”imbuhnya.
“Kalau masalah cukup atau tidak itu relatif saja karena masih banyak perusahaan yang belum berkompensasi, kemungkinan pihak perusahaan belum mendapat informasi atau mereka berkompensasi akan tetapi kita masih berharap kepada pihak perusahaan mau memberikan kompensasi terhadap warga yang terdampak.
Kami juga berharap kepada pihak perusahaan kira nya dapat memberikan bantuan kompensasi terhadap warga yang terdampak debu melaui siapa saja, apakah melalui Pemerintah Desa atau dengan pihak organisasi yang resmi untuk mengurusi tentang kompensasi perusahaan terhadap warga. tambah Kartini.
Bantuan kompensasi itu tidak harus “Uang” akan tetapi bisa juga berupa sembako atau obat – obatan,”tutur nya.
Kalau kami Emak-Emak PPL-MT selagi pihak perusahaan masih berkompensasi kepada warga kami, maka tidak akan mengadakan aksi serupa itu. jelas ketua PPL-MT.
Menurut ketua PPL-MT mengatakan, jangan salahkran Pemerintah atau Polisi yang saya liat di dalam video (pada aksi demo itu) seolah – olah Pemerintah kabupaten lahat tidak berdaya dalam menangani perusahaan batu bara. Seperti di video tersebut emak – emak itu menyalahkan pihak kepolisian seolah – olah “Polisi sengkongkol (kerja sama red).
Pemkab dan kepolisian Lahat sudah bijaksana dalam menghadapi perusahaan batu bara yang sedang ber investasi di daerah lahat ini. Juga kepada masyarakat kita liat Polisi sudah baik menurut saya, ucap kartini.
Alhamdulillah tidak terjadi insiden yang parah atau makan korban Semoga hal serupa tidak terjadi lagi.
Sebab Negara kita ni Negara hukum kalau ada masalah sebaik nya dengan perusahaan atau dengan lainnya dapat kita selesaikan dengan duduk satu meja perundingan bersama agar tidak yang salah paham semua dan rugi, kalah jadi abu menang jadi arang”. Tegas Kartini.
(HR)