Koranmetronews.id (Jakarta)- DPRD DKI Jakarta desak Dinas Sumber Daya Air (SDA) segera memperlebar dan mengeruk kali untuk mengatasi banjir.
Hal tersebut disampaikan Legislator Komisi D DPRD DKI Jakarta, Abdurrahman Suhaimi. Ia menegaskan pentingnya pengerukan dan pelebaran kali untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Suhaimi mengatakan, banjir di Jakarta masih saja berulang. Untuk itu diperlukan semacam grand desain dalam mengatasi banjir sebagai persoalan klasik di ibukota.
“Penanganan banjir di DKI Jakarta harus dilakukan dengan tahapan-tahapan yang konkret per tahun. Sehingga, dapat diproyeksikan dalam berapa tahun Jakarta bebas dari banjir,” kata Suhaimi, Jumat (11/7/2025).
Suhaimi menyebut, meskipun terkadang ada fenomena kondisi alam, baik itu rob atau kiriman dari hulu. Namun, berdasarkan pengalaman yang sudah ada itu sudah bisa diprediksi, baik ketinggian rob maupun curah hujan.
“Dalam konteks itu, maka harus sudah direncanakan dan dipublikasikan gitu. Pak
Gubernur berani mem-publish dalam masa lima tahun ini kira-kira yang terjadi”.
“Penanganan banjirnya itu
sekian-sekian. InsyaAllah tahun sekian itu
bisa selesai dengan catatan kapasitasnya, kapasitas air begini, kapasitas robnya begini,” imbuhnya.
Suhaimi menjelaskan, kerja sama dengan pemerintah pusat harus diperkuat untuk mengatasi persoalan banjir. Contohnya, terkait normalisasi Ciliwung itu dilakukan pemerintah pusat melalui BBWSCC. Sementara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengalokasikan anggaran untuk pembebasan lahan.
“Harus sungguh-sungguh. DPRD DKI Jakarta melalui Komisi D sungguh-sungguh mencoba untuk mendorong itu, supaya anggaran untuk penanganan banjir juga serius,” ungkap Suhaimi.
Menurutnya, pelebaran kali penting dilakukan, termasuk dengan membuat jalan inspeksi di sisi kanan dan kiri kali. Sehingga, adanya jalan inspeksi ini juga akan memudahkan mobilisasi alat berat untuk pengerukan kali.
“Harus ada, sehingga kalau mengadakan pendangkalan alat bisa masuk. Jalan inspeksi ini juga untuk mencegah adanya masyarakat yang mengokupasi bantaran kali untuk hunian,” terangnya.
Dia menambahkan, pengerukan kali dan saluran penghubung juga perlu dioptimalkan. Sebab, sedimen lumpur dan sampah sudah pasti memicu pendangkalan.
“Nah saya mengusulkan kemarin dalam Rapat Banggar dan Rapat Komisi karena penanganan banjir itu adalah termasuk yang prioritas, sejak dulu prioritas, maka Dinas Sumber Daya Air harus diperkuat. Termasuk, dari sisi peralatan-peralatan uang tepat untuk pengerukan kali,” jelasnya.
“Jangan sampai ini cuma kali berapa ratus meter, ngeruknya lama karena peralatan yang kurang. Nah itu saya sendiri mengusulkan supaya penambahan anggaran untuk pembelian alat-alat SDA yang dalam konteks memang fungsional untuk menangani banjir,” bebernya.
Suhaimi menginginkan, peralatan untuk pengerukan kali maupun saluran di Jakarta dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi di lapangan.
“Ada yang akses dan lebar kali itu sudah sempit, seperti di RW 06 dan 07, Kelurahan Cililitan yang disebut juga Kampung Zombie. Jangan ada alasan alat tidak masuk untuk melakukan pengerukan,” ucapnya.
Sebagai solusi mengatasi banjir di dua RW di Kelurahan Cililitan itu, lanjut Suhaimi, juga diperlukan pompa karena ujung Kali Item adalah Kali Ciliwung.
“Di situ ada pintu air yang bisa diatur supaya warga tidak kebanjiran. Banjir ini masih sangat menjadi momok, menyusahkan, dan menyengsarakan,” tuturnya.
Tidak kalah penting, Suhaimi mengingatkan masyarakat bahwa banjir menjadi tanggung jawab kita semua. Untuk itu, jangan sampai warga mengokupasi tanah di pinggir-pinggir sungai.
“Warga juga jangan buang sampah sembarangan, terutama di sungai dan saluran. Perlu ada edukasi serta juga mungkin reward dan punishment, kita ada pendekatan itu juga,” pungkas Suhaimi.(john)