Koranmetronews.id (Jakarta) -Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung didesak segera mengevaluasi Kepala Dinas Sumber Daya Air (Kadis SDA). Sebab peristiwa banjir yang kepung Jakarta dua hari lalu harusnya bisa diantisipasi Dinas SDA sejak dini. Apalagi, kejadian tersebut bukan sekali ini saja, tapi sudah berlangsung hampir tiap tahun.
“Gubernur harus berani ambil sikap tegas dengan mengganti Kepala Dinas SDA dengan orang yang tepat dan mampu bekerja cepat,”kata Laode Jumaidin, Ketua Forum Warga Peduli Jakarta, Kamis (10/7),
Menurut Laode, Ika Agustin yang sudah tiga tahun lebih menjabat Plt Kadis SDA tampu mengantisipasi masalah tersebut. “Padahal peristiwa seperti ini sudah terjadi hampir setiap tahun. Ini berarti kinerjanya buruk,”katanya.
Dari laporannya saat Rapat dengan DPRD DKI, Selasa (8/7), Ika cenderung menyalahkan hujan dan air pasang. “Lha, ini malah menyalahkan alam. Padahal jika bekerja baik maka masalah tersebut bisa diatas. Makanya Gubernur harus mencari orang yang tepat,”jelasnya.
Seperti diketahui, Jakarta masih dikepung banjir. Hujan deras yang mengguyur Ibu Kota dan kawasan sekitarnya sejak Minggu (6/7/2025), telah merendam ratusan pemukiman warga, melumpuhkan sejumlah ruas jalan, dan memaksa ratusan jiwa mengungsi.
Jika saja hal tersebut diantisipasi sejak awal dengan pengerukan kali dan pelebaran kali maka peristiwa itu, tentu bisa diatasi.
Bun Joi Phiau, anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI, mengatakan anggaran yang sangat besar untuk pemeliharaan pompa air tidak efektif. “Ini berarti pemeliharaan tidak efektif padahal dana untuk pemeliharaan pompa lebih dari Rp700 miliar,”katanya.
Joi meminta anggaran sebesar itu harus dievaluasi. Tentu saja juga harus diaudit.
Sementara itu, menghadapi musibah ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung tidak mau menyalahkan siapa pun.
Dari data hingga Selasa (8/7/2025) sore, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, masih ada 17 Rukun Tetangga (RT) dan dua ruas jalan yang tergenang. Sehari sebelumnya, jumlah titik genangan sempat mencapai 67 RT dan tiga ruas jalan. Ketinggian air bervariasi. antara 30 cm hingga 1,5 meter.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui banyaknya bangunan di bantaran kali turut memperparah banjir.
Saat meninjau proses pengerukan di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Pramono meminta jajarannya terus melakukan pendekatan secara persuasif kepada warga yang berada di bantaran kali, bukan dengan cara-cara otoriter.
Dari sini kan terlihat bahwa sungainya jauh di atas pemukiman warga. Jadi kalau tanggulnya bocor atau jebol, pasti warga terendam,” ujar mantan Sekretaris Kabinet tersebut.
Pramono menjelaskan, banjir yang melanda Jakarta dipicu oleh tiga faktor bersamaan. Yakni curah hujan tinggi, banjir kiriman dari hulu, dan naiknya permukaan air laut (rob). Beberapa titik bahkan mencatat curah hujan di atas 200 milimeter.
Ika Agustin, Kadis SDA menjelaskan, air laut baru surut pada pukul 22.30 WIB, sehingga pompa air baru bisa dioperasikan optimal setelah waktu itu. Akibat tingginya volume air, 10 dari 600 pompa milik Pemprov DKI rusak.
“Pasti masyarakat Jakarta banyak yang tidak mengetahui bahwa permukaan air laut Jakarta baru turun jam 22.30 tadi malam. Sehingga baru saat itu lah kemudian kita menggunakan pompa yang dimiliki oleh pemerintah Jakarta, kurang lebih 600. Dari 600 pompa itu karena airnya begitu banyak, akhirnya 10 pompa terbakar,” ungkapnya. (John)