Filipina Menggelar Konvensi Perdamaian Nasional Pertama untuk Mempromosikan Persatuan Nasional

  • Whatsapp

koranmetronews.id, – PASAY CITY – Konvensi Perdamaian Nasional Pertama digelar pada tanggal 25 Januari 2023 dengan tema, “Peace Build One Nation, One Future: Peace is Here (Perdamaian Membangun Satu Bangsa, Satu Masa Depan – Perdamaian Ada di Sini)”, dihadiri oleh lebih dari 1.500 penggiat perdamaian untuk menetapkan peta jalan holistik menuju pencapaian persatuan nasional melalui perdamaian yang selaras dengan agenda Pemerintahan Marcos.

Dr. Ronald Adamat, selaku komisioner dari Commission on Higher Education (CHED) Filipina sekaligus pendiri dari Volunteer Individuals for Peace (VIP), menyelenggarakan dan memelopori acara tersebut.

“Kita berharap bahwa perdamaian penuh di negeri kita. Kita harap, perdamaian menjadi bahasa yang dipahami dan dipakai oleh setiap orang, baik warga negara Filipina maupun warga negara global di seluruh dunia. Hari ini, mari kita nyatakan pandemi perdamaian. Mari kita sebarkan virus perdamaian agar setiap orang menikmati perdamaian selama masih hidup bukan setelah meninggal dunia” ujar Dr. Adamat.

Dr. Adamat adalah orang Filipina pertama yang menerima Penghargaan Mahatma MK Gandhi yang prestisius untuk Perdamaian Tanpa Kekerasan yang diberikan tahun lalu sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam pembangunan perdamaian termasuk pendidikan tinggi

Turut hadir juga Ketua Lee Man-hee dari Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL), seorang veteran perang Korea berusia 92 tahun.

“Pembangunan perdamaian di Mindanao setelah konflik menjadi dikenal di seluruh dunia. Ini merupakan kasus mengubah kematian menjadi kehidupan demi perdamaian. Dimulai dengan Mindanao dan Filipina, ketika kita bersatu dalam cinta kasih, perdamaian akan datang ke seluruh dunia. Untuk hal tersebut, setiap warga Filipina harus menjadi satu dan bekerja sama sebagai pembawa pesan perdamaian,” kata ketua Lee.

Kedua pendukung perdamaian ini pertama kali bertemu pada tahun 2017 selama KTT Perdamaian Dunia HWPL yang diadakan di Korea Selatan. Sebagai ungkapan komitmen bersama mereka untuk mempromosikan perdamaian, CHED dan HWPL menandatangani Perjanjian Kerja Sama (MOA) pada tahun 2018 untuk mengintegrasikan pendidikan perdamaian dalam kurikulum pendidikan tinggi.

Konvensi dimulai dengan Sesi Pleno pertama diikuti oleh sesi paralel di sore hari. Sesi paralel dilakukan secara terpisah untuk lima kelompok sektor—anggota parlemen dan organisasi non-pemerintah, akademisi dan pemuda, kelompok agama dan etnis, perempuan, dan media. Setiap sesi menyusun rancangan resolusi yang berisi solidaritas mereka dengan upaya pembangunan perdamaian penyelenggara.

Kelima rancangan resolusi tersebut dikonsolidasikan selama sidang pleno kedua untuk menyerukan agar Presiden Bongbong Marcos mengumumkan 24 Januari sebagai ‘Hari Perdamaian Nasional’ atau ‘Hari Gencatan Senjata’.

Tanggal 24 Januari diusulkan untuk memperingati perjanjian damai yang dipimpin sipil, yang ditandatangani di Kota General Santos pada tahun 2014 untuk mendorong rekonsiliasi di antara masyarakat setempat. Diusulkan oleh Ketua Lee untuk menengahi konflik yang ada di Mindanao saat itu. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai ‘Hari Perdamaian HWPL’ oleh Gubernur Maguindanao Toto Mangudadatu pada tahun 2015 dan Ketua Menteri BARMM dan Ketua MILF Ahod Ebrahim pada tahun 2016.

Pihak penyelenggara percaya bahwa deklarasi Hari Perdamaian Nasional harus menjadi mekanisme di mana setiap tahun kegiatan yang berhubungan dengan perdamaian diamati dan dirayakan di seluruh negeri.

(Lena Hutasoit)
Press Release

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *