koranmetronews.id, PALEMBANG – Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengingatkan masyarakat di daerahnya untuk tidak kendor dalam menghalau penyebaran COVID-19.
Herman Deru di Palembang, 14/11/20, mengatakan, walau data pekan ini menunjukkan Sumsel telah nihil zona merah tapi masyarakat harus tetap waspada.
“Hingga kini tidak ada yang memastikan bahwa virus ini sudah terkendali. Jadi artinya, semua pihak harus tetap waspada dan jangan kendor,” kata dia.
Ia mengatakan apa yang sudah dicapai ini harus terus dipertahankan dengan cara tetap berdisplin dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
“Kemana-mana (saat kunjungan ke daerah) selalu saya sosialisasikan gerakan menggunakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak. Sejauh ini, inilah yang dapat menolong,” kata dia.
Saat ini pemprov fokus memulihkan ekonomi yang terdampak penyebaran virus corona. Tapi, jika terjadi lonjakan kasus maka dipastikan ekonomi yang mulai menggeliat ini akan kembali stagnasi.
Untuk itu, berbagai pihak terkait harus berkerja sama dengan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona ini.
Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel pada pekan ini merilis daerahnya mencatatkan nihil zona merah atau wilayah penyebaran tinggi COVID-19 sejak dua bulan terakhir meski rata-rata kabupaten dan kota masih berada di zona oranye.
Data Satgas COVID-19 Sumsel per 10 November mencatat kasus konfirmasi positif mencapai 8.366 kasus sejak 23 Maret 2020, angka kesembuhan berjumlah 6.905 orang (82,54 persen) dan total angka kematian 452 kasus (5,40 kasus).
Selain itu penambahan kasus baru dan kasus selesai isolasi cenderung berimbang, sehingga kasus aktif atau dalam penanganan juga stagnan di kisaran 1.000-1.200 orang per hari dengan mayoritas isolasi mandiri.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo mengatakan upaya menekan penyebaran COVID-19 menjadi kunci utama untuk memulihkan perekonomian Provinsi Sumatera Selatan yang sejauh ini sudah menunjukkan tren menggeliat sejak mulai terdampak pada akhir Maret 2020.
“Apa yang sudah dicapai sejauh ini, bisa saja buyar jika angka terinfeksi COVID-19 bertambah. Kuncinya jangan kendor,” kata Hari Widodo.
Sumsel mengalami tekanan berat ekonomi yang tepatnya terjadi pada triwulan II 2020, yang mana saat itu mengalami pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi -1,53 persen secara year on year.
Namun pada triwulan III 2020, daerah berpenduduk 8 juta jiwa lebih ini kembali mencetak pertumbuhan minus yakni -1,4 persen. Walau demikian, daerah ini telah mengalami pertumbuhan 0,13 persen jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Malahan secara quartal to quartal, Sumsel dapat tumbuh 4,12 persen.
(kmn/Kalvin/Ali)