koranmetronews.id, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau kepada masyarakat agar menggunakan masker yang baik dan berbahan benar, termasuk perihal masker kain. Kain yang digunakan tidak boleh sembarangan.
“Saya sering mengatakan masker itu ada tiga, pertama masker N95, ini memang sudah standar yang tinggi karena dipakai oleh para petugas kesehatan yang langsung berhadapan dengan virus di laboratorium. Kemudian masker bedah yang biasa dipakai tenaga medis, dan ketiga masker kain,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9/2020).
“Masker kain yang banyak dipakai masyarakat tidak boleh sembarangan dengan mengunakan kain tipis seperti masker scuba dan buff,” imbuh dia.
Yuri mengatakan kain yang digunakan sebagai masker haruslah memiliki sekurangnya 2 lapisan. Karena itu, penggunaan masker scuba dan buff tidak direkomendasikan.
“Lapisan kain bagian dalam masker dapat menyerap cairan dari mulut kita. Gunakan masker kain selama maksimal 3 jam setelah itu ganti dengan masker yang bersih,” ujar Yuri.
Yuri mengungkapkan, masker scuba dan buff tidak memenuhi syarat pencegahan COVID-19. Sebab, masker tersebut hanya memiliki 1 lapisan saja. Sementara, penggunaan masker kain setidaknya harus 2 lapis.
“Tidak ada masker buff atau masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik pori-porinya akan terbuka lebar. Masker tersebut tidak memenuhi syarat,” katanya.
Lebih lanjut, Yuri menjelaskan, masker merupakan salah satu cara mencegah penularan COVID-19 yang efektif. Namun masker yang digunakan harus diperhatikan tingkat kerapatan pori-pori dan waktu pemakaian masker.
“Seperti yang kita tahu, COVID-19 menyebar secara cepat melalui percikan droplet, baik saat bersin maupun batuk. Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar. Tingkat risiko penularan COVID-19 akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker,” tutur Yuri.
(KMN)