koranmetronews.id, BUNGO – Kunjungan tim awak media ke sekolah menenggah kejuruan negeri SMKN 5 Bungo jambi, yang beralamat di tanah sepenggal kabupaten Bungo.
- Jurusan agribisnis perikanan air tawar (APAT)
- Teknik kendaraan ringan otomotif (TKRO)
- Multimedia (MM)
- Otomatisasi tata kelola perkantoran (OTKP)
- Teknik dan Bisnis sepeda Motor (TBSM)
Dipoin satu jurusan agribisnis perikanan air tawar (APAT) sayang tim dari koranmetronews.id, tidak menemukan hal tersebut yang ditemukan oleh awak media tiga kamar wc atau jamban laki-laki satu pun tidak ada yang di pakai, sudah kotor dan tidak layak dengaj aroma bau menyenggat sampai kehalaman sekolah.
Begitu juga dua ruang wc dan jamban wanita sama seperti jamban laki-laki, 5 orang siswa laki-laki terlihat sedang buang air kecil berdiri dipagar sekolah, saat ditanya oleh awak media sejak kapan siswa kencing berdiri seperti ini. Jawabnya sudah lama pak, ditanya lagi pada kelompok siswa tersebut siapa nama kepala sekolah nya, mereka menjawab serentak kami tidak tahu juga tidak kenal, apa yang adik adik siswa tau, jawab nya yang kami tau pembayaran uang SPP sekolah Rp. 50.000 setiap bulan di punggut dari siswa siswi. “uangkap siswa yang belum mengenal kepala sekolah.

Apakah memang tidak ada biaya perawatan sekolah hingga wc siswa kencing berdiri, awak media langsung meminta no saluler kepala sekolah Tariki, namun satu orang guru pun, enggan memberikan nomer hp kepsek dengan alasan bahwa keksep sudah melarang siapa saja yang minta no hp saya jangan dikasih. “uangkap seorang guru SMKN 5 Bungo.
“Kok misterius banget dan jadi menakut kan kepala sekolahnya, apa pak gubernur dak salah pilih ya ? “ungkap salah satu orang tua wali murid (JD) inisial saat dikomfirmasi oleh awak media.
Masih diucapkan (JD) dirinya ikut kesal dengan sombongnya kepsek yang baru ini, terlepas dari kepsek yang lama Gasim, “uangkap nya lagi.
Jadi dikemanakan anggaran biaya perawaran khusus untuk sekolah tidak ada kemajuan SMKN 5 Bungo ini dipimpin oleh kepala sekolah yang baru ( TARIKI ) malah bisa menjadi mundur.
( KM )