Pungutan Komite Tertinggi di SMK N 1 Bungo Jambi

  • Whatsapp

Koranmetronews.id, Bungo – SMK N 1 Bungo salah satu sekolah kejuruan dengan jumlah siswa terbanyak dan pungutan komite tertinggi antara Sekolah Menengah Atas lain nya yang berada di wilayah Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo.

Sekolah Kejuruan Favorit ini di nahkodai oleh kepala sekolah Agus Supriyanto,S.P.d  yang baru menjabat lebih kurang 3 tahun berjalan, selama kepemimpinan nya sudah banyak perkembangan yang pesat baik sistem pembelajaran, disiplin belajar dan sarana prasarana sekolah.

Namun ibarat kata “ada kelebihan dan ada kekurangan” ini juga di rasakan oleh warga belajar dan orang tua siswa dimana SMKN 1 Bungo merupakan penerima dana bos terbanyak dengan jumlah siswa 1087 orang dari kelas X sampai Kelas XII dikalikan lebih kurang 1.690.000 rupiah per siswa selama satu tahun dengan pencairan empat bulan sekali tapi sangat di sayangkan dana bos tersebut masih di rasa kurang sehingga SMKN 1 Bungo dengan kebijakan kepala sekolah terpaksa harus memungut uang bulanan terhadap siswa sebesar 105.000 rupiah. Uang komite atau uang SPP.

Dan tidak cukup sampai disitu saja, semua jurusan di berikan kegiatan dengan dalih wirausaha, masing masing siswa dibekali 1 paket sembako untuk di jual ke masyarakat dengan cara siswa menebus paket sembako tersebut dengan jumlah uang kepada sekolah seperti yang di kutip dari pengakuan kepala sekolah “ini produk kamu jual tapi bayar dulu 30 ribu nanti silahkan kamu mau jual berapa,” ucap kepala sekolah. Agus Supriadi. S.P.d

Ketika di konfirmasi oleh awak media dengan kepala sekolah diruang kerjanya pengakuannya “jumlah siswanya sebanyak 1087 orang dan untuk biaya komite di SMKN 1 sebesar 100 ribu rupiah per bulan, seluruh jurusan kita adakan program bisinis wirausaha dimana siswa menebus paket sembako ke sekolah misalnya 30 ribu rupiah  nanti siswa terserah mau jual berapa di luar sekolah agar mereka bisa belajar wirausaha,” jelasnya.

Produk apa saja yang di jual, kepala sekolah juga menyebutkannya “produk sembakonya minyak goreng, gula, sabun dll, kami memberikan produk tersebut kepada siswa dengan membayar modalnya saja, silahkan mereka mengambil untungnya”, tuturnya lagi.

Ketika ditanya perihal uang saku magang siswa, ini pernyataan dari kepala sekolah “kalau untuk uang saku selama siswa magang di luar mereka membekali uang saku sendiri pihak sekolah tidak menanggung untuk itu. Untuk tenaga honor kami mengeluarkan honorariumnya diambil dari dana bos sebanyak 50% artinya kami ambil maksimal nya bahkan nanti ada rencana akan ditingkatn lagi sampai 60%”, ucapnya kepada awak media.

Dari hasil investigasi awal oleh awak media wkn diduga adanya kebohongan yang disembunyikan oleh kepala sekolah tersebut diantaranya :

  1. Uang komite bulanan 100 ribu ternyata dalam kartu spp atau kwitansi tertera 105 ribu rupiah.
  2. Nilai harga paket sembako yang harus ditebus oleh siswa juga tidak transparan penjelasan nilanya, kepala sekolah hanya mengatakan misalnya 30 ribu.
  3. Jumlah siswa 1087 orang siswa namun dalam data onlinenya hanya terdaftar 1060 orang kemana yang 27 orang lagi. Apakah 27 orang ini yang masuk nya belakangan setelah pendaftaran di tutup.

Hal ini jelas sudah melanggar permendikbud nomor 75 tahun 2016 tentang komite sekolah, juga adanya indikasi bisnis terselubung dengan memanfaatkan siswa untuk mencari keuntungan bisnis dengan dalih program bisnis wirausaha siswa.

Dapat kita hitung jika semua jurusan di haruskan menjual sembako, berapa keuntungan nya yang diraup dan dari mana sumber dana untuk modal pembelian sembako tersebut. Apakah ini menggunakan dana bos ? Kalau seandainya benar artinya kepala sekolah sudah membuat kebijakan yang salah dengan cara memutar dana bos untuk modal sembako dengan tujuan mencari keuntungan dari hasil penjualan sembako tersebut. Atau modal sembako diambil dari dana komite bulanan siswa, semua kemungkinan bisa saja terjadi.

Awak media akan menelusuri lebih dalam lagi keterkaitan semua teka teki terselubung ini, Dunia pendidikan jangan di jadikan bisnis   yang di salah guna kan oleh banyak oknum kepsek. Hasil investigasi koran metro news banyak sekali temuan dugaan korupsi dana Bos oleh sekolah baik SDN. SMP.N dan SMA sederjad. Untuk wilayah kabupaten Bungo Jambi,

(MN) 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *