Koranmetronews.id, Jakarta – Masa COVID-19 telah menjadi yang sangat sulit bagi banyak orang percaya di seluruh dunia. Penurunan tajam dalam populasi orang beragama adalah situasi yang serius, terutama di Eropa. Selain itu selama masa COVID ini, banyak bermunculan teori konspirasi seputar pengertian 666 dan vaksin COVID-19 sehingga menimbulkan keresahan sosial di berbagai belahan dunia.
Terlepas dari keadaan sulit ini, Gereja Yesus Shincheonji, Bait Suci Kemah Kesaksian (disingkat sebagai Gereja Shincheonji) mengadakan seminar Wahyu untuk para pendeta di seluruh dunia selama total 10 minggu dari 18 Oktober hingga 27 Desember tahun lalu. Seminar ini dirilis di seluruh dunia dalam 24 bahasa melalui YouTube dan telah terakumulasi sebanyak 8 juta tayangan di 136 negara.
Selain itu, 1.200 pendeta dari 57 negara menandatangani MOU dengan Gereja Yesus Shincheonji untuk berbagi firman-firman Alkitab, dan secara aktif melakukan diskusi tentang Alkitab dan di antara para pendeta. Di Eropa sendiri 1.558 wisudawan telah dihasilkan selama pandemi ini, dan lebih banyak lagi orang yang terus belajar Firman di Eropa.
Dalam keadaan seperti ini, Gereja Yesus Shincheonji, Bait Suci Kemah Kesaksian telah mengadakan konferensi pers di Filipina, Amerika Utara dan Selatan, dan Afrika sejauh ini. Sebagai contoh, sekitar 300 pejabat media dari 55 negara Afrika telah hadir pada 28 Januari lalu. Kali ini, kita akan mengadakan konferensi pers di Eropa dengan Ketua Sinode Gereja Shincheonji atas permintaan para pendeta di Eropa yang telah menghadiri seminar dan setuju dengan pentingnya diskusi-diskusi Alkitab dan gereja untuk pemulihan iman Kristen.
Hal ini untuk memberikan jawaban-jawaban yang jelas atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan seminar Gereja Shincheonji. Akan ada waktu untuk sesi tanya jawab, jadi kami berharap banyak yang bisa hadir.
(KMN/Red)
