Koranmetronews.id | Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan kebijakan Merdeka Belajar akan mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas sehingga mendorong kemajuan serta cita-cita Indonesia.
“Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai cara karena sangat penting bagi suatu negara,” katanya dalam acara Penandatanganan MoU (Unpad, UPN Veteran, UNEJ) Program Merdeka Belajar di Jakarta, 03/09/21.
Kebijakan Merdeka Belajar yang digalakkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk belajar dengan cara yang berbeda dari perguruan tingginya.
Salah satu bentuk cara belajar tersebut yaitu mendekatkan para mahasiswa dengan lingkungan yang nyata sehingga mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat terhadap tantangan dunia kerja.
Sri Mulyani menuturkan nantinya mahasiswa dapat berlatih menghadapi dunia kerja sekaligus belajar memahami dan mengontrol diri sendiri mengingat mereka akan dihadapkan oleh tantangan yang sangat berbeda dari dunia kampus.
Mahasiswa akan belajar menjadi manusia pembelajar dan manusia bertanggung jawab karena mereka akan memulai fase dalam hidup untuk ikut dalam sebuah proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan tersebut akan melibatkan banyak risiko yang berdampak kepada tempat mereka bekerja sehingga mahasiswa dilatih untuk mampu mempertimbangkan segala peluang yang ada.
Ia mencontohkan, jika mahasiswa berlatih atau magang di Kementerian Keuangan maka konsekuensi terhadap pengambilan keputusan akan mempengaruhi kinerja, prestasi dan reputasi instansi ini.
“Kalau di Kemenkeu sikap Anda akan mempengaruhi kinerja, prestasi dan reputasi yang memiliki peran publik seperti pajak, PNBP, bea cukai, belanja negara, dan lain-lain,” jelasnya.
Ia pun berharap kerja sama antara perguruan tinggi dengan instansi baik publik maupun swasta akan terus berlangsung dalam rangka melancarkan kebijakan Merdeka Belajar sehingga generasi muda Indonesia lebih berkualitas.
“Kedua dunia ini harus saling berkomunikasi untuk saling memberikan feedback,” tegasnya.
(KMN/04)