koranmetronews.id, Pringsewu – Beberapa Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial (Bansos) sembako yang disalurkan melalui E-Warong di wilayah Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, keluhkan tidak seimbang selisihnya harga puluhan ribu rupiah (mahal) harga sembako, Kamis (29/7/2021).
Program Bantuan Sosial Pangan di seluruh kabupaten/kota dilaksanakan dengan skema nontunai atau melalui program BPNT dengan penggunaan kartu elektronik yang diberikan langsung kepada KPM. BPNT disalurkan kepada KPM dengan menggunakan sistem perbankan, yang kemudian dapat digunakan untuk memperoleh beras dan/atau telur di E-Warong, sehingga KPM juga memperoleh gizi yang lebih seimbang.
Seperti dikatakan KPM Bansos Tuti dan Santi, adanya uang yang harus dibayarkan kepada E-Warung sebesar Rp. 5000 di setiap pengambilan, dengan dalih untuk membeli bensin pengurus, yang tanpa adanya kesepakatan bersama terkait dengan adanya pembayaran tersebut.
“Disetiap pengambilan sembako di E-warung harus membayar Rp. 5000 rupiah dengan dalih untuk beli bensin pengurus, tanpa kesepakatan,” kata Tuti dan Santi belum lama ini, saat ditemui tim media ini yang belum lama ini.
Senada disampaikan Muji, KPM di Kecamatan Ambarawa, keluhkan mahalnya harga sembako di E-Warung, uang yang harus dibayarkan kepada E Warung sebesar Rp. 5000 di setiap pengambilan, dalih untuk membeli bensin pengurus.
“Tentunya keberatan karena sebelumnya tidak ada kesepakatan, kami harus keluarkan Rp. 5000 disetiap pengambilan sembako di E-Warung,” tuturnya.
Penuh harapan kami dari KPM, lanjut mereka bahwa agar E-Warung lebih transparan terhadap penyaluran bantuan dengan adanya struktur belanja yang memuat harga dan jumlah per itemnya.
“Selama ini struk yang ada hanya memuat nilai global Rp. 200 ribu untuk setiap penarikan, dan struk itupun diminta kembali oleh pengurus dengan dalih untuk menukar produk,” ungkap mereka beberapa KPM yang namanya tidak disebutkan.
(KMN/Abdullah)