koranmetronews.id, KOREA SELATAN – 28 Pemimpin-pemimpin Organisasi-organisasi Pemuda dari 6 Negara-negara, termasuk Filipina, Hong Kong, Fiji, Papua Nugini, Tuvalu, dan Korea Selatan, bergabung dalam workshop pemuda antar-benua online untuk mendiskusikan tentang solusi bagi perampasan hak-hak pendidikan di Asia dan Oseania, Pada tanggal 27 Maret 2021,.
Dengan bertemakan “Pendidikan, mari dapatkan kembali hak untuk belajar”, acara itu bertujuan untuk meningkatkan hak-hak asasi manusia dari orang-orang muda dengan memberitakan tentang perampasan hak-hak pendidikan di Asia dan Oseania dan membentuk koalisi LSM-LSM untuk meningkatkan pendidikan pemuda.
Bpk. Kima Jack Pedro, Presiden Dewan Pemuda Nasional Tuvalu, berkata, “Masalah-masalah utama yang sekarang dihadapi oleh orang-orang muda di Tuvalu adalah minum minuman keras, merokok, pernikahan dini, kehamilan di masa remaja, dan kesehatan. Tantangan terbesar dalam menyelesaikan permasalahan pemuda yang ada sekarang adalah bahwa tingkat kesadaran sosial yang cukup tinggi, namun tidak banyak yang bergerak untuk “bertindak”. Jadi, pemuda harus mempraktikkan nilai pendidikan dalam SNS menggunakan hashtag. Saya percaya diri bahwa tindakan-tindakan pemuda dapat menyebarkan budaya perdamaian.”
Bpk. Bulidama Ilikini, Wakil Presiden Navakasali Youth Club (NYC) Fiji, berbicara tentang “budaya suku asli” di antara berbagai pendidikan yang harus dipelajari oleh para pemuda Fiji.
“Semua pendidikan dapat memberikan hak-hak yang berbeda kepada orang-orang di komunitas. Di sisi lain, pendidikan Fiji berpusat pada pendidikan Barat, dan kekuatannya atas budaya asli Fiji melemah. Saya pikir ini adalah salah satu dari alasan yang menghancurkan budaya tradisional, bahasa dan identitas budaya orang-orang Fiji,” katanya.
Sebagai solusi untuk masalah yang dapat dilakukan oleh orang muda, ia menyarankan “memikirkan kegiatan-kegiatan dan pendidikan untuk orang muda” dan “partisipasi aktif sehingga organisasi-organisasi seperti NYC dan IPYG dapat terus berjalan.”
Workshop virtual ini diadakan sebagai Youth Empowerment Peace Workshop (YEPW) yang kedua. YEPW memulai acara yang pertama dari November 2020 sampai akhir Januari 2021, sekitar 100 organisasi-organisasi pemuda dari 38 negara berpartisipasi. Ini adalah sebuah tempat komunikasi untuk pemuda di seluruh dunia untuk mendiskusikan masalah-masalah yang mereka hadapi yang mengancam perdamaian dan para pemuda.
Mengenai nilai YEPW, Bpk. Piya Ratna Maharjan, Presiden dari media online Track Nepal, berkata, “Kita perlu menciptakan pendidikan yang bernilai dan membangun sebuah sistem pendidikan. Terutama, ini merupakan nilai yang paling penting bagi anak-anak untuk menghormati guru-guru, orang tua, dan satu sama lain. Kita juga harus mendidik tentang moralitas, etika, dan budaya. Dengan mempelajari ini, kalian dapat hidup dengan baik dan indah.”
Pembawa acara ini, International Peace Youth Group (IPYG), telah mengumumkan bahwa aka nada YEPW ketiga di bulan berikutnya di bawah agenda “Mendiskusikan cara-cara untuk Meningkatkan hak-hak pendidikan”.
(KMN/Lena)