KEPRI, Koranmetronews.id – Gubernur H. Ansar Ahmad memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan menerapkan kebijakan “pengetatan ikat pinggang” akibat dari dampak pandemi Covid-19. Pandemi ini turut menyebabkan berkurangnya pendapatan daerah serta penurunan juga transfer dana dari Pusat
“Kita akan lihat kembali komposisi anggaran kita. Kegiatan yang tidak produktif akan kita kurangi dan akan kita alihkan kepada kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat,” hal tersebut disampaikannya disela-sela rapat bersama OPD Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau di Aula Wan Sri Beni Dompak, Tanjungpinang, Senin (01/03).
Dengan pengurangan anggaran yang cukup siginifikan, Ansar mengatakan harus menyesuaikan kembali prioritas dalam pembangunan karena anggaran yang tersedia cukup terbatas. Oleh karena itu, kepada Dinas terkait dirinya juga menghimbau untuk mengurangi acara-acara seremonial yang tidak perlu.
“Kurangi acara-acara seremonial yang menghabiskan anggaran. Kalaupun buat acara, buat di kampung-kampung agar masyarakat juga ikut merasakan manfaatnya,” tuturnya.
Selain itu kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menyelenggarakan setiap acara, dirinya juga mengajak agar fasilitas konsumsi yang diberikan disediakan harus memprioritaskan pemanfaatan produk olahan lokal.
“Kalau acara-acara Pemprov ke depannya saya minta agar makanannya, baik kue atau buah kalau bisa dari produk lokal, dari pembuat kue dan petani lokal kita. Dengan membeli dari petani lokal dan pembuat kue lokal kita tentunya sangat membantu mereka untuk terus bertahan dan bertahan dan kembali pulih di tengah pandemi,” jelasnya.
Pemulihan ekonomi menurut Gubernur H. Ansar Ahmad, merupakan salah satu fokusnya bersama Wakil Gubernur Hj. Marlin Agustina saat ini. Selain memberikan relaksasi bagi dunia industri dan investasi, dirinya juga sangat memperhatikan pemberdayaan UMKM dengan mencoba mencarikan solusi pola kemitraan.
“OPD-OPD kita akan kita arahkan bermitra dengan UMKM. Bayangkan saja, jika setiap acara, untuk konsumsi OPD dapat bekerjasama dengan pembuat kue-kue lokal atau penghasil buah lokal. Nilainya mungkin kecil, namun jika di akumulasi dalam hitungan bulan bahkan tahun maka nilanya cukup tinggi. Ini yang terus kita dorong agar mereka juga bisa berkembang,” urainya.
(KMN/SURYA)