koranmetronews.id, Bungo – Pembangunan fisik gedung SLBN Bungo yang dibiayai dari bantuan DAK 2020 tidak sesuai dengan standar bangunan yang di rekomendasikan oleh pemerintah dan tidak menutup kemungkinan ada aroma sarat dengan KKN mulai dari material untuk pondasi sampai dengan atap bangunan yang ditemukan oleh koranmetronews.
Item yang dikerjakan pada gedung SLBN yaitu, pertama, ruang UKS 1(satu) ruang. dilihatt dari gambar harus memakai besi 12 in. yang dipasang besi 10 in, itu pun besi medan bukan besi jawa asli SNI,dan slop gedung memakai besi 8 in harusnya besi 10 in dengan dana sebedar Rp. 81.440.000,-.
Kedua, bangunan toilet (jamban) untuk siswa/guru, dan satu untuk kamar mandi yang satu lagi untuk toilet 4 (empat) pintu. Soal material besi bangunan tidak cocok dgn ukuran besi . dan cuma pondasi dalam 20 cm, lebar pondasi 15 cm dengan memakai semen cor, dengan dana Rp.238.552.00,- .
Ketiga, rehabilisai toilet sebanya dua (ruang tidak memakai besi penambahan slop untuk teras saja pakai besi 8 in. dan atap ukuran bangunan 4X6 m dengan dana Rp.125.880.000,-.
Bangunan dua ruang kelas belajar baru dalam gambar tidak menemukan besi satu batang pun, kemudian Koram Metro News bertanya kepada kepala tukang kerja mengatakan, pakai besi tapi ukuran kecil tidak sesuai dengan gambar.
Dan satu bangunan lagi di samping rumah dinas kepala sekolah yang belum di cek material yang digunakan sangat diragukan.
Kepala SLBN NSS. 101100201090 Bungo Budi Prasatiyo di ruang kerjanya membenarkan pemasangan besi “Kalau besi 12 in sesuai dgn aturan kasultan yang ada dalam gambar, benar ditukar dgn besi 10 in dan kalau besi 10 in ditukar dgn besi 8 in. itu pun bukan besi asli SNI dengan berdalih harus diambil uangnya dari sisa beli besi atau dari batu bata juga semen pasir,sertu, dan atap rangka besi baja ringan untuk dibagikan kepada bawahan saya,” Kata Budi dengan lantang. Bersambung……
(KMN/BT/MN)
